Sorotan
utama:
Family business (bisnis
keluarga) merupakan salah satu bentuk bisnis yang melibatkan sebagian anggota
keluarga di dalam kepemilikan atau operasi bisnis. Perusahaan layanan makanan Five
Star misalnya: adalah sebuah bisnis keluarga, kelima “orang anak” yang berusia
antara 34 sampai dengan 42 tahun dengan kedua orang tuanya bekerja dalam bisnis
tersebut.
Orang tua mereka steve
dan rosemary parisi, mendirikan bisnis tersebut pada tahun 1949 dan
mengembangkan bisnisnya dari 2 menjadi 100 mesin penjual makanan di Houston,
texas. Perusahaan memiliki dan mengoperasikan mesin penjual yang membagikan
minuman dan makanan ringan (snack) dan makanan segar di tempat-tempat kerja di daerah
industry klientnya. Mereka memperoduksi dan menjual produk yang berkualitas
unggul, sseperti dinner, makanan kecil, makanan penutup (desserts) salads, dan
sandwich dengan menggunakan ratusan mesin pendingin seharga $7.000 perbuahnya.
Lebih menarik lagi,
kelima anak iitu memiliki ijazah perguruan tinggi, tetapi memilih untuk
melanjutkan kesempatan berwirausaha dalam bisnis keluarga. Kepemilikan dalam
perusahaan ini dibagi diantara angota-anggota keluarganya, orang tuanya
memiliki 50% dan tiap anak memiliki 10% dari bisnis yang ada. Putra tertua dari
joe parisi mengatakan bahwa meskipun mereka menghabiskan banyak waktu bersama,
tiap orang di dalam keluarga saling menyesuaikan, “kami menjalani hari-hari
kami karena ini adalah keluarga” tetapi kata joe “tetapi yang terpenting adalah
kami dapat menyesuaikan diri dengan baik”. Anak-anak tersebut semuanya merupakan
wakil direktur (lima pemmain utama dalam perusahaan layanan pangan five star)
dan mereka menghasilkan pendapatan dengan jumlah yang sama. Keluarga parisi
secara jelas merupaka keluarga bisnis yang menjalankan bisnis besar.
Dalam terminologi bisnis, perusahaan
keluarga terbagi menjadi dua macam. Pertama adalah Family Owned Enterprise
(FOE), yaitu perusahaan yang dimiliki oleh keluarga tetapi dikelola oleh
profesional yang berasal dari luar lingkaran keluarga. Keluarga hanya berperan
sebagai pemilik dan tidak melibatkan diri dalam operasi di lapangan. Perusahaan
seperti ini merupakan bentuk lanjutan dari usaha yang semula dikelola oleh
keluarga yang mendirikannya. Jenis perusahaan keluarga yang kedua adalah Family
Business Enterprise (FBE), yaitu perusahaan yang dimiliki dan dikelola oleh
keluarga pendirinya. Perusahaan tipe ini dicirikan oleh dipegangnya
posisi-posisi kunci dalam perusahaan oleh anggota keluarga. Jenis perusahan
keluarga inilah yang banyak terdapat di Indonesia. Batasan lain
tentang perusahaan diberikan oleh John L. Ward dan Craig E. Arnoff. Menurutnya,
suatu perusahaan dinamakan perusahaan keluarga apabila terdiri dari dua atau
lebih anggota keluarga yang mengawasi keuangan perusahaan. Sedangkan menurut
Robert G. Donnelley dalam bukunya “The Family
Business” suatu organisasi dinamakan perusahaan keluarga apabila paling sedikit
ada keterlibatan dua generasi dalam keluarga itu dan mereka mempengaruhi
kebijakan perusahaan.
Family
Business (Bisnis keluarga); sebuah lembaga yang unik
Bisnis keluarga
mempunyai karakteristik dengan kepemilikannya atau keterlibatan lainnya dari
dua orang atau lebih anggota keluarganya yang sama dalam kehidupan dan fungsi
bisnisnya lingkup dan luas keterlibatan tersebut bervariasi dalam beberapa
perusahaan. Dalam sebuah restoran kecil misalnya seorang istri atau suami dapat
bekerja sebagai seorang pemilik dan manajer sementara yang lain memegang
pembukuan dan anak-anak dapat bekerja di dapur atau sebagai pelayan. Bisnis
keluarga adalah sebuah perusahaan yang anggota keluarganya secara langsung
terlibat di dalam kepemilikan dan atau jabatan/ manajer.
Keterkaitan keluarga dan bisnis
banyak
bisnis keluarga disusun atas dasar kekeluargaan dan bisnis meskipun keluarga
dan bisnis adalah institusi yang terpisah dengan anggota, tujuan dan nilainya
masing-masing. Mereka menjadi satu (saling terkait) di dalam perusahaan keluarga,
bagi banyak orang dua institusi yang saling terkait ini adalah bagian yang
paling penting dalam hidup. Keluarga dan bisnis muncul dengan alasan mendasar
yang berbeda. Fungsi pokok keluarga berhubungan dengan perhatian dan pendidikan
anggota keluarga, sedangkan bisnis berkaitan dengan produksi dan
pendistribusian barang dan atau jasa. Tujuan keluarga adalah pengembangan penuh
yang mungkin dilakukan tiap anggota keluarga yang berkaitan dengan keterbatasan
kemampuan yang dimilikinya, serta pembagian kesempatan dan penghargaan yang
sama untuk setiap anggota. Sedangkan, tujuan bisnis adalah keuntungan dan
ketahanan hidup.
Budaya
Bisnis Keluarga
Seperti organisasi lain, bisnis keluarga
mengembangkan cara tertentu di dalam mengerjakan segala sesuatunya dan
prioritas tertentu sehingga memberikan keunikan pada tiap perusahaan. Pola
perilaku dan kepercayaan yang khusus ini membentuk budaya organisasi karyawan,
sebagai karyawan dan anggota keluarga yang baru memasuki bisnis, mereka
menggunakan pandangan dan cara pengoperasian perusahaan yang khusus.
Pola-pola
budaya
Budaya
perusahaan meliputi banyak tingkah laku dan keyakinan yang berbeda-beda,
pengamatan menyeluruh pada keyakinan dan perilaku tersebut akan memperlihatkan
berbagai pola budaya sehingga membantu di dalam menjelaskan cara berfungsinya
suatu perusahaan. W. Gibb Dyer, seorang prof, di UYB, telah mengidentifikasikan
suatu tatanan pola budaya yang mempergunaka tiga fase perusashaan keluarga;
bisnis sesungguhnya, bisnis keluarga, bisnis pemerintah.
Sebuah
contoh pola bisnis adalah system keyakinan dan perilaku perusahaan yang
berkaitan dengan pentingnya kualitas. Anggota organisasi cenderung mengadopsi
pandangan umum mengenai luasnya usaha atau bahkan pengorbanan yang seharusnya
diberikan kepada pelayanan konsumen dan kualitas produk. Menurut W Gibb Dyer
konfigurasi budaya adalah pola bisnis paternalistic, pola keluarga patriakal,
dan dewan direksi yang disetujui (pola pemerintah). Ini semata-mata berarti
bahwa hubungan keluarga lebih penting daari pada keahlian professional yang
pendirinya merupakan kepala suku yzang tidak diperdebatkan, sehingga dewan
secara otomatis mendukung keputusan pemilik.
Mekanisme
Family Business (bisnis keluarga)
Dunia bisnis dan dunia keluarga
memang memiliki perbedaan yang amat curam. Jelas, dalam sebuah keluarga
kepentingan keluarga akan mengalahkan kepentingan-kepentingan yang lain.
Padahal, perusahaan menuntut sikap yang profesional. Termasuk juga dalam
masalah kompensasi atau pembagian keuntungan. Perusahaan
profesional akan mendasarkan pemberian gaji pada nilai pasar dan riwayat kerja (kinerja)
seseorang. Sedangkan keluarga mendasarkan pemberian gaji pada kebutuhan. Di
sini terlihat betapa keluarga memiliki standar yang tidak jelas. Masalah
terpenting dalam keberlanjutan bisnis keluarga adalah masalah sukses. Sukses
memang bukan satu-satunya penentu kelanggengan bisnis keluarga. Tapi, mau tidak
mau generasi pendahulu harus memberikan tongkat estafet perusahaan kepada
generasi berikutnya. Suksesi tidak hanya berarti pata tingkat pimpinan dan
managerial saja, termasuk pada kebijakan-kebijakan perusahaan. Terdapat
tujuh langkah dalam melakukan sukses perusahaan keluarga: mengevaluasi struktur
kepemilikan; mengembangkan
gambaran struktur yang diharapkan setelah sukses; Mengevaluasi keinginan
keluarga; mengembangkan proses pemilihan, melatih dan memonitoring penerus masa
depan; Melakukan aktivitas team building dari keluarga; Menciptakan dewan
direksi yang efektif; Yang terakhir, memasukkan penerus pada saat yang tepat,
yaitu ketika pendiri berusia 50 tahun dan penerus berusia 30 tahun.