Strategi menabung saham (dan menabung
reksadana saham) ini memberikan beberapa keuntungan dalam periode waktu jangka panjang. dalam menabung saham tentu di perlukan ketekunan dan kesabaran.
Ketika pasar sedang naik, maka investor
akan mendapat saham / unit penyertaan reksadana lebih sedikit, namun
hasil investasi mulai berbunga. Ketika pasar sedang turun pun, investor
mendapatkan keuntungan yaitu jumlah saham yang dibeli menjadi semakin
banyak. Unit penyertaan reksadana saham yang didapat juga semakin banyak
ketika pasar saham sedang anjlok.
Nah jika Anda memilih untuk menabung
reksadana, maka Anda tidak perlu repot memilih isi dari portofolio
investasi Anda karena sudah ada manajer investasi reksadana yang
mengatur semuanya.
Nah bagaimana dengan investor saham ?
Yang seringkali menjadi masalah adalah bagaimana caranya memilih saham.
Karena tidak semua saham bisa ditabung dan berbuah banyak dalam jangka
panjang.
Ada beberapa saham yang justru terus
turun dan menjadi “koleksi” sepanjang masa karena harganya tidak
naik-naik, jadi seperti koleksi barang antik. Hehe …
Nah ada beberapa tips yang bisa
diperhatikan oleh investor dalam memilih saham untuk ditabung dalam
jangka panjang. Jangan sampai setelah jangka panjang perusahaan kolaps.
Yang diinginkan adalah, setelah disimpan dalam jangka panjang, pohon
investasi tumbuh terus, dan berbuah. Investor mendapatkan imbal hasil
dari pertumbuhan harga saham dan dividen saham.
Perusahaan apakah yang bisa seperti itu ?
Sudah pasti bukan perusahaan yang sedang
bertumbuh. Mengapa ? Berinvestasi / menabung saham pada perusahaan yang
sedang bertumbuh / growing sangatlah besar risikonya. Risiko apa ?
Risiko collapse, risiko laba yang tidak konsisten.
Pilihlah perusahaan yang sudah mapan,
sudah cukup besar. Biasanya perusahaan seperti ini memang pertumbuhan
labanya tidak terlalu cepa, namun konsisten… risiko collapse dalam
jangka panjang kecil.
Beberapa perusahaan berkapitalisasi
besar yang sahamnya menduduki peringkat teratas dari ETF EIDO antara
lain TLKM, BBCA, ASII, BBRI, BMRI, UNVR, HMSP.
Untuk menabung saham, kita juga
sebaiknya tidak memilih perusahaan yang dari sektor komoditas. Sektor
komoditas apa? Termasuk di dalamnya adalah agrikultur dan pertambangan.
Mengapa ? sederhana saja … karena harga sahamnya akan sangat terpengaruh
sekali dengan harga komoditas.
Sektor komoditas juga bukanlah sektor
yang kebal krisis. Sebagai contoh, sektor batubara. Ketika terjadi
perlambatan perekonomian di China, maka sektor batubara sangat terpukul
karena berkurangnya permintaan batubara dari China.
Sektor yang bisa dipilih untuk menabung
saham adalah sektor yang cenderung defensif seperti barang konsumsi yang
cenderung kebal krisis, seperti contohnya UNVR, INDF, ICBP.
Sektor perbankan, meski termasuk
siklikal, bisa juga dilirik untuk menabung saham, terutama 3 saham besar
perbankan BMRI, BBRI, BBCA.
Apakah hal itu berarti saham-saham kecil tidak bagus ? Apakah itu berarti kita harus menghindari saham komoditas ?
Jika Anda trader saham yang malakukan
beli jual saham dalam jangka pendek, Anda bisa memilik saham apa pun !
Apapun ? Ya, apapun selama ada fluktuasi, tidak ada batasan mengenai
sektor apa dan berapa besar ukuran perusahan, selama trend harga naik
dan ada fluktuasi untuk ditradingkan.
Jadi, tips dalam artikel ini, khusus untuk investor yang menabung saham secara konsisten.
Pilihan saham dan strategi akan berbeda
juga … jika investor jangka panjang memilih untuk berinvestasi dengan
strategi lump sump, bukan dengan cara menabung saham.